Berita Islam-Salah satu mukjizat yang dianugerahi Allah swt., kepada Rasulullah saw., ialah Israk Mikraj. Ini merupakan peristiwa terbesar yang terjadi dalam sejarah kehidupan manusia. Peristiwa ini menguraikan bagaimana seorang manusia pilihan dipertemukan dengan Allah sebagai penciptanya secara langsung dalam kehidupan dunia ini.
Israk Mikraj itu hanya dianugerahkan Allah kepada Baginda Nabi Muhammad. Telah disebutkan dalam banyak perkataan nash baik ayat, hadis serta qaulaan (perkataan) ulama tentang bermacam fenomena dalam Israk Mikraj. Tentunya dalam perjalanan itu banyak sekali pelajaran serta hikmah yang dapat kita petik.
Jika dalam perjalanan keluar daerah saja kita bisa memetik banyak pelajaran, bagaimana kiranya dalam perjalanan menjelajah alam semesta yang tujuan utamanya yaitu untuk bertemu dengan Allah.
Malam Israk Mikraj, oleh para ulama terdahulu dan orang saleh, bahkan juga sudah memperoleh titel Al-Arif Billah tidak mengalpakan dan terus memohon kepada Allah pada malam itu dengan bermacam doa.
Salah satunya sebagaimana telah dipraktekkan al-Allamah Arifbilah Sayyidi Imam Muhammad Bin Abdul Wahid an-Nazhifiy (1270 H-1366 H) yang menjadi salah seseorang khalifah besar dalam Thariqah al-Muktabarah yaitu tareqat Tijani yang mendapat gelar al-Allamatul Auhad (orang yang memilki banyak ilmu yang jarang sekali tandingannya).
Beliau menyebutkan bahwa orang yang membaca doa di bawah ini pada malam 27 Rajab, maka Allah akan mengabulkan segala doanya, diangkat kedudukannya dan dihidupkan hatinya dengan berbagai kebaikan. Doa itu berbunyi : “Allahuma inni as-aluka bi musyahadati israari al-muhibbin, wabilhalawatillati khash-shashasta biha sayyidil mursalin, hina asrarta bihi lailata as-sab’I wal ‘isyriina, anirham qalbiia al-haziin, tujibta da’wati, yaa-akramil akramiin (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia para ahlul mahabbah dengan kemuliaan khalwat (pertemuan tersembunyi) yang hanya Engkau berikan pada Nabi Muhammad pemimpin para Rasul ketika Engkau berikan kesempatan kepada beliau pada malam 27 (dua puluh tujuh) Rajab, berikanlah hatiku yang sedang galau akan kasih sayang-Mu dan kabulkan doa-doaku, Wahai yang Maha memiliki kedermawanan) ”.
Masih banyak doa dan wirid dan amalan lain yang tidak penulis sebutkan. Tetapi, harapan penulis di pengujung bulan Rajab ini kita bisa menyisihkan sedikit saat untuk ber-taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah baik dalam manifestasi ibadah vertikal maupun horizontal menuju mardhatillah.
Editor : RAHMI USI
Israk Mikraj itu hanya dianugerahkan Allah kepada Baginda Nabi Muhammad. Telah disebutkan dalam banyak perkataan nash baik ayat, hadis serta qaulaan (perkataan) ulama tentang bermacam fenomena dalam Israk Mikraj. Tentunya dalam perjalanan itu banyak sekali pelajaran serta hikmah yang dapat kita petik.
Jika dalam perjalanan keluar daerah saja kita bisa memetik banyak pelajaran, bagaimana kiranya dalam perjalanan menjelajah alam semesta yang tujuan utamanya yaitu untuk bertemu dengan Allah.
Malam Israk Mikraj, oleh para ulama terdahulu dan orang saleh, bahkan juga sudah memperoleh titel Al-Arif Billah tidak mengalpakan dan terus memohon kepada Allah pada malam itu dengan bermacam doa.
Salah satunya sebagaimana telah dipraktekkan al-Allamah Arifbilah Sayyidi Imam Muhammad Bin Abdul Wahid an-Nazhifiy (1270 H-1366 H) yang menjadi salah seseorang khalifah besar dalam Thariqah al-Muktabarah yaitu tareqat Tijani yang mendapat gelar al-Allamatul Auhad (orang yang memilki banyak ilmu yang jarang sekali tandingannya).
Beliau menyebutkan bahwa orang yang membaca doa di bawah ini pada malam 27 Rajab, maka Allah akan mengabulkan segala doanya, diangkat kedudukannya dan dihidupkan hatinya dengan berbagai kebaikan. Doa itu berbunyi : “Allahuma inni as-aluka bi musyahadati israari al-muhibbin, wabilhalawatillati khash-shashasta biha sayyidil mursalin, hina asrarta bihi lailata as-sab’I wal ‘isyriina, anirham qalbiia al-haziin, tujibta da’wati, yaa-akramil akramiin (Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan keagungan diperlihatkannya rahasia-rahasia para ahlul mahabbah dengan kemuliaan khalwat (pertemuan tersembunyi) yang hanya Engkau berikan pada Nabi Muhammad pemimpin para Rasul ketika Engkau berikan kesempatan kepada beliau pada malam 27 (dua puluh tujuh) Rajab, berikanlah hatiku yang sedang galau akan kasih sayang-Mu dan kabulkan doa-doaku, Wahai yang Maha memiliki kedermawanan) ”.
Masih banyak doa dan wirid dan amalan lain yang tidak penulis sebutkan. Tetapi, harapan penulis di pengujung bulan Rajab ini kita bisa menyisihkan sedikit saat untuk ber-taqarrub (mendekatkan diri) pada Allah baik dalam manifestasi ibadah vertikal maupun horizontal menuju mardhatillah.
Editor : RAHMI USI