Suatu ketika sahabat Al-Bara’ bin‘Azib –radhiyallahu‘anhuma– berkata:“Bersabda kepadaku Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam :
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَي�'تَ مَض�'جَعَكَ فَتَوَضَّأ�' وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اض�'طَجِع�' عَلَى شِقِّكَ ال�'أَي�'مَنِ وَقُل�' اللَّهُمَّ أَس�'لَم�'تُ نَف�'سِي إِلَي�'كَ وَفَوَّض�'تُ أَم�'رِي إِلَي�'كَ وَأَل�'جَأ�'تُ ظَه�'رِي إِلَي�'كَ رَه�'بَةً وَرَغ�'بَةً إِلَي�'كَ لَا مَل�'جَأَ وَلَا مَن�'جَا مِن�'كَ إِلَّا إِلَي�'كَ آمَن�'تُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَن�'زَل�'تَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَر�'سَل�'تَ فَإِن�' مُتَّ مُتَّ عَلَى ال�'فِط�'رَةِ فَاج�'عَل�'هُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ فَقُل�'تُ أَس�'تَذ�'كِرُهُنَّ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَر�'سَل�'تَ
قَالَ لَا وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَر�'سَل�'تَ (البخاري)
“Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu,maka berwudhulah seperti kamu hendak melakukan sholat. Kemudian berbaringlah di atas bagian tubuh yang kanan.Lalu ucapkanlah:”Ya Allah,aku menyerahkan diriku kepadaMu,aku menyerahkan urusanku kepadaMu,aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang dan takut.Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dariMu kecuali kepadaMu.Aku beriman kepada kitab yg telah Engkau turunkan,dan Nabi yg telah Engkau utus.”Apabila kamu meninggal dunia,maka kamu meninggal dalam keadaan fitrah.Dan jadikanlah ia ucapan terakhirmu. ” (HR Bukhary 19/372)
Berdoa Sebelum Tidur
Subhanallah… Ini merupakan suatu amalan yg sungguh ringan namun berbobot. Bayangkan, dengan membaca doa seperti di atas,maka seseorang jika dalam tidurnya menemui ajalnya ia akan dinilai Allah subhaanahu wa ta’aala sabagai mati dalam keadaan fitrah.Artinya ia mati dalam keadaan semua dosanya diampuni Allah sebagaimana keadaannya saat ia pertama kali dilahirkan oleh ibunya.
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَي�'هِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَو�'لُودٍ يُولَدُ عَلَى ال�'فِط�'رَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَو�' يُنَصِّرَانِهِ أَو�' يُمَجِّسَانِهِ (البخاري)
Bersabda Nabi shollallahu ’alaih wa sallam:”Tiap-tiap yg lahir dilahirkan dalam keadaan fitrah.Maka kedua orangtunyalah yg menjadikannya Yahudi,Nasrani atau Majusi. ” (HR Bukhary 5/182)
Pertama,ajaran Islam tidak membenarkan konsep ”dosa warisan”.Islam memandang bahwa bayi yg baru lahir,siapapun dia,adalah lahir dalam keadaan fitrah,bersih,suci tanpa dosa apapun.Islam tidak mengakui istilah ”anak haram”.Kalaupun ada anak yg lahir dari perzinaan,maka yg haram atau dosa adalah perbuatan kedua orang yang telah berzina tersebut,bukan si bayi.Maka sungguh beruntunglah orang yg saat meninggal dinilai sebagai meninggal dalam keadaan fitrah,bersih,suci tanpa dosa.Berarti ia akan menerima ganjaran semata dari berbagai perbuatan baik yg telah dikerjakannya di dunia.Sedangkan ia tidak terlibat dalam dosa apapun yg menyebabkan dirinya patut menerima hukuman atau siksa di akhirat.Kecuali bila ia mempunyai kesalahan terhadap sesama hamba Allah atau manusia. Maka tentu ini tetap bakal diproses oleh Allah subhaanahu wa ta’aala.Dan tentunya,Allah tidak akan menzalimi siapapun.
Kedua,Islam memandang bahwa pada saat seseorang sedang tidur artinya ruhnya berpisah dari badannya.Maka saat ia bangun dari tidurnya artinya Allah berkenan mengembalikan ruh ke dalam jasad orang itu.Namun jika Allah berekehendak lain tentu Dia berhak menahan ruh orang itu utk selamanya sehingga tidak kembali ke badannya.Dan inilah yg disebut dengan peristiwa kematian.Seorang mu’min yg mengerti dan meyakini konsep ini tentu tidak akan berangkat tidur begitu saja tanpa mempersiapkan kemungkinan dirinya tak bakal bangun lagi utk selamanya,yakni meninggal dunia alias mati.
اللَّهُ يَتَوَفَّى ال�'أَن�'فُسَ حِينَ مَو�'تِهَا وَالَّتِي لَم�' تَمُت�' فِي مَنَامِهَا فَيُم�'سِكُ الَّتِي قَضَى عَلَي�'هَا ال�'مَو�'تَ وَيُر�'سِلُ ال�'أُخ�'رَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَو�'مٍ يَتَفَكَّرُونَ (الزمر)
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yg belum mati di waktu tidurnya;maka Dia tahanlah jiwa (orang) yg telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yg lain sampai waktu yg ditentukan.Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yg berfikir. ” (AzZumar 42)
Baca juga: Renungan Bagi Wanita:Kisah Cinta Sejati Seorang Pria Baik
Maka ketika Rasulullah shollallahu ’alaih wasallam memberitahu kita bagaimana cara terbaik mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan ajal menjemput saat sedang tidur, sudah sepatutnya kita patuh menjalankannya dengan penuh rasa syukur…. Alhamdulillah.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.