berita terbaru islam dan berita update

3/26/2015

Shalat Sunnah Qabliyah Jum'at

Shalat Sunnah Qabliyah Jum'at | Hadits dasar untuk disunnahkannya Sholat Qabliyaah jum'at secara garis umum,ialah termasuk shalat Jum’at.tetapi yang dimaksud dengan azan dalam hadits,ialah diantara adzan dan iqamat berdasarkan jumhur alim ulama,sepertiimana diterangkan oleh al-Imam al-Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab (juz III, hal. 503),yang bahwa di antara setiap azan dan iqamat terdapat Shalat Qabliyah yang disunnatkan ,dan itu tersebut pula shalat Jum’at.





عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلاَةٌ قَالَ  فِي الثَّالِثَةِ  لِمَنْ  يَشَاءُ . رَوَ اهُ الْبُخَارِيُّ  وَمُسْلِمٌ  وَالْمُرَادُ  بِالْاَذَانَيْنِ  اْلاَذَانُ   وَاْلاِقَامَةُ بِاتِّفَاقِ الْعُلَمَاءِ.



“Dari AbdullAh bin Mughaffal Radhiyallahu’anhu, dari Rasul Shallahu alaihi wasallam, bersabda : “Di antara tiap 2 adzan, Ada shalat yang dilakukan.Di antara setiap dua adzan,ada shalat yang dilakukan.Di antara setiap dua adzan, terdapat shalat yang ditunaikan .” Rasul Shallahu alaihi wasallam bersabda:'' pada ucapan ketiga: “Bagi yang menghendakinya .” (Hadis Riwayat. Al-Bukhori dan Muslem)..

Berkenaan dengan hadits Abdullah bin Mughaffal di atas,ada salafi Wahabi mempelihatkan enkonsistenya dalam memahami hadits-hadits Nabi Shallahu’alaihi wasallam. Di satu sisi, mereka menolak ada bid’aah hasanah (baik),bedasarkan ke umumannya hadits kullu bid'atinn dhalalah (setiap bid’ah Ialah sesat).Sebenarnya keumuman hadits ini,sudah dibatasi oleh sekitar 300 hadis dan asar alim ulama Salafus yang shaleh. Di lain sisi, kaum Wahhabi mentolak keumuman hadits Abdullah bin Mughaffal tersebut di atas, yang berbunyi baina kulli adzanaini shalatun (setiap di antara azan dan iqamat, terdapat shalat sunnat yang dikerjakan), dan mereka mengecualikan sholat Jumat dari keumuman hadits itu. La haula wala quwwata illa billah.

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:


( فَائِدَةٌ ) : لَمْ يَذْكُرْ الرَّافِعِيُّ فِي سُنَّةِ الْجُمُعَةِ الَّتِي  قَبْلَهَا حَدِيثًا ، وَأَصَحُّ مَا فِيهِ مَا رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه… عَنْ أَبِي صَالِحٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، وَعَنْ أَبِي سُفْيَانَ ، عَنْ جَابِرِ قَالَ : جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ فَقَالَ لَهُ : أَصْلَيْتَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تَجِيءَ ؟ قَالَ : لَا ، قَالَ : فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ  وَتَجَوَّزْ  فِيهِمَا . قَالَ  الْمَجْدُ  ابْنُ تَيْمِيَّةَ  فِي الْمُنْتَقَى : قَوْلُهُ : قَبْلَ أَنْ تَجِيءَ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّهُمَا سُنَّةُ الْجُمُعَةِ  الَّتِي قَبْلَهَا ، لَا تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ .


“Keterangan penting. Al-Imam al-Rafi’i tidak menyebutkan dasar hadis tentang shalat sunnah Qabliyah Jum’at.atas Dasar hadis paling shaheh mengenai hal itu ialah
hadits riwayat Ibnu Majah … dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah, dan dari Abi Sofyan dari Jabir, yang berkata: “Sulaik Al-Ghathafani datang ketika Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam sedang khOtbah . Lalu Rasulullah Shallahu’ alaihi wasallam berkata kepada-nya : “Apakah kamu sudah menunaikan shalat sebelum datang kemari?” Sulaik menjawab-nya  : “Tidakk  .” Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam bersabda : “Shalatlah dua raka’at serta percepatlah .” Al- Imam Majduddin  Ibnu Taimiyah ( kakek Ibnu Taimiyah yang dinilai sesat oleh para ulama ) berkata dalam kitab al- Muntaqa : “Sabda Nabi muhammad Shallahu’ alaihi wasallam : “ Sebelum datang kemari ”, mjadi dalil bahwa ke dua raka’at tersebut ialah shalat sunnah Qabliyah Jum’at , bukannya  shalat Tahiyyatul  Mesjid .” (Al- Hafizh Ibnu Hajar ,di dalam al- Talkhish al- Habir, juz  II, hal. 74 ).

Hadits Sulaik al-Ghathafani tersebut menjadi dalil sunnatnya mengerjakan sh0lat Qabliyah Jum’at. berkomentar hadits tersebut, kaum yang menolak kesunnahan shalat Qabliyah Jum’at, yaitu Ibnu al-Qayyim berkata di dalam kitabnya Zadul-Ma’ad (juz I, hal. 543), bahwa terjadi kekeliruan dalam tulisan sebagian perawi Sunan Ibnu Majah. Redaksi yang tertulis qabla an taji’a yang menjadi dasar hukum shalat sunat Qabliyah Jum’at, seharusnya tertulis qabla an tajlisa (sebelum anda duduk), sehingga menurutnya hadits itu menuu pada disunnahkan shalat Tahiyyatal Masjid,tidak shalat Qabliyah Jum’at. Tentu saja keliru yang dinyatakan Ibnu al-Qayyim tersebut tidak pernah ada. Dalam beberapa catatan  Sunan Ibnu Majahnya  yang mahsyur ,hadits tersebut memang tercatat dengan redaksi qabla antaji’a , tidak qabla antaj-lisa .Riwayat Ibnu Majah tersebut diperkuat oleh riwayat Abu Ya’la al- Maushili dalam Musnad-nya (juz III, hal. 449), dan riwayat Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (juz VI, hal. 246).dan ini sebagaimana diterangkan oleh al-Hafizh Sirajuddin Ibnu al-Mulaqqin dalam diskursusnya Sunnah al-Jum’ah al-Qabliyyah (hal. 37).


Dalil yang lain memperkuat dalil di atas ,ialah hadis Nubaisyah al-Hudzali . Al-Imam Majduddin Ibnu Taimiyah berkata, dalam al-Muntaqa :


بَابُ التَّنَفُّلِ قَبْلَ الْجُمْعَةِ مَا لَمْ يَخْرُجِ اْلإِمَامُ وَأَنَّ انْقِطَاعَهُ بِخُرُوْجِهِ إِلاَّ تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ. عَنْ نُبَيْشَةَ الْهُذَلِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ ثُمَّ أَقْبَلَ إِلىَ الْمَسْجِدِ لاَ يُؤْذِيْ أَحَدًا فَإِنْ لَمْ يَجِدِ اْلإِمَامَ خَرَجَ صَلىَّ مَا بَدَا لَهُ وَإِنْ وَجَدَ اْلإِمَامَ  قَدْ خَرَجَ  جَلَسَ  فَاسْتَمَعَ  وَأَنْصَتَ  حَتَّى يَقْضِيَ اْلإِمَامُ  جُمْعَتَهُ  وَكَلاَمَهُ  إِنْ لَمْ يُغْفَرْ  لَهُ فِيْ  جُمْعَتِهِ  تِلْكَ  ذُنُوْبُهُ  كُلُّهَا أَنْ  تَكُوْنَ كَفَّارَةً لِلْجُمْعَةِ  الَّتِيْ تَلِيْهَا ).  رو اه أحمد.


“Bab shalat sunnat sebelum Jum’at selama imam belum keluar . Habisnya waktu shalat sunnat ialah dengan keluar-nya imam , kecuali sholat tahiyatul masjid. Dari Nubaisyah al- Hudzali Radiyallahu’anhu, Rasul Shallahu ’alaihi wasallam bersabda : “Jika seorang Muslim mandi pada hari Jum’at,kemudian berangkat ke Masjid tampa mengganggu atau menyakiti orang lain . Apabila ia tidak mendapati imam telah keluar , maka ia shalat sunnah sesuai yang sudah ditetapkan .Jika imam sudah keluar , maka ia duduk mendengarkan khutbahnya sampai imam menyelesaikan jum’at dan khuthbah- nya . Maka Bila  semua dosa orang itu tidak diampuni pada Jum’at itu, maka Jum’atnya menjadi penebus dosa-nya Hingga  Jum’at berikut-nya .” (Hadis R . Ahmad).
Shalat Sunnah Qabliyah Jum'at

Didalam hadits tersebut diterangkan tentang keutamaan seseorang yang mengerjakan shalat sunnah Jum’at sebelum imam keluar atau datang ke Masjid.pastinya , shalat ialah shalat Qabliyah Jum’at. Al Imam al- Syaukani , menerangkan didalam kitabnya Nail al-Authar Syarh Muntaqa al-Akhbar (juz III, hal 314) ,dan banyak dalil ke sunnahan sholat Qabliyah Jum’at, dan mematahkan argumentasi golongan yang menganggap- nya tiada sunnat .

Di antara dalil sunnah sh0lat Qabliyah Jum’at ialah dalil qiyas ,ialah diqiyaskan dengan sh0lat Dhuhur, sebagaimana dinyatakan oleh al-Imam al-Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarh al- Muhadzdzab (juz 3, halmn. 503). Dalam konteks yang sama, al-Imam al- Bukhari berkata dalam Shahih-nya:


بَاب الصَّلَاةِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ وَقَبْلَهَا … عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الظُّهْرِ رَكْعَتَيْنِ وَبَعْدَهَا رَكْعَتَيْنِ. (صَحِيْحُ الْبُخَارِيُّ).


“Bab ini menjelaskan shalat sunnah Ba’diyah dan Qabliyah Jum’at. … Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam slalu mengerjakan shalat sunnah dua raka’at sebelum zuhur dan setelahnya.” (H.R. al- Bukhari [ 937 ) .

Al-Imam al-Bukhori dalam kitab Shahih-nya mencatat bab khusus tentang ke sunnahan shalat Qabliyah dan Ba’diyah Jum’at.Lalu beliau menerangkan dasar hukumnya,ialah hadist Ibnu Umar bahwa Nabi Shallahu’alaihi wasallam mengerjakan shalat sunnat 2 raka’at sebelum dan sesudah shalat zuhur. Dalam hal ini, jelasnya bahwa al-Imam al-Bukhori mengqiyaskan sh0lat Jum’at dengan sh0lat zuhur, dalam masalah sunnat Qabliyah dan Ba’diyahnya.masalah ini seperti dijelaskan 0leh para ulama yang mencatat kitab-kitab syarh (komentar) Shahih al-Bukhari, al-Hafizh Ibnu al-Mulaqqin dalam al-Taudhih li-Syarh al-Jami’ al-Shahih (juz VII, hal. 634); al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari (juz III, hal 235); al-Imam al-Qasthalani dalam Irsyad al-Sari (juz 2, halmn 193).

Shalat Sunnah Lainya :Shalat Sunnah Ba'diyah Jum'at

Ada alim ulama salafus shaleh dan ahli hadis juga mencatat tentang sunnah Q0bliyah Jum’at, antara lain al-Imam Abdurrazzaq al-Shan’ani dalam al-Mushannaf , Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf , al-Imam al-Tirmidzi dalam Al-Sunan-nya.uleh karna itu, sangat menggelitik,jika ada kaum Wahabi yang anti azan 2 kali dan anti sh0lat Qabliyah Jum’at, membid’ahk dan menghar0mkan sh0lat sunnahh Qabliyah Jum’at,dngan alasannya konsisten dengan hadits Nabi Shallahu’alaihi wasallam. Ahli hadits Ternama yaitu al-Bukhari, Abdurrazzaq, Ibnu Abi Syaibah, al-Tirmidzi dan ulama terebut menganjurkan sh0lat Q0bliyah Jum’at?kemudian ada

Selain dalil-dalil di atas, juga ada asar beberapa sahabat yang mengerjakan sh0lat sunnat Qabliyah Jum’at , mereka antara lain(1)Abdullah bin Mas’ud dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf , 2) Shafiyyah binti Huyay dalam riwayat al-Hafizh Ibnu Hajar dalam al-Dirayah fi Takhrij Ahadits al-Hidayah (hal. 143), dan lain sebagai.
Para Alim ulama dahulu yang nggk mensunnatkan Sh0lat Qabliyah Jum’at, tiada menganggap bid’ah apalagi har0m. Mereka masih membolehkan dan menganggapnya baik.masalah ini sepertimana keterangan Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al-Fatawa juz 24 hal. 193-194. Ibnu Taimiyah berpendapat ialah Sh0lat Qabliyah Jum’at tidak termasuk sunnah rawatib, tetapi melakukannya boleh saja dan baik (jaizatun hasanatun).keterangan itu berbeda dengan keterangan salafi Wahabi yang justru membid’ah dan menghar0mkannya.Demikianlah uraian singkat tentang Shalat Sunnah Qabliyah Jum'at.semoga bermamfaat dan tetap shalat qabliyaah jumat seperti biasaanya,
Intinya, Shalat Qabliyyah Jum’at hukumnya sunnat menurut keterangan yang kuat berdasarkan hadis-hadis shahih, dalil qiyas dan amaliah para ulama salafus shaleh.tapi pandangan mereka yang tidak menganggapnya sebagai sunnat rawatib,masih menganggapnya boleh saja dan baik mengerjakannya. Wallahu a’lam bisshawab.
Shalat Sunnah Qabliyah Jum'at Rating: 4.5 Diposkan Oleh: MY BLOGGER

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.