berita terbaru islam dan berita update

10/19/2018

Wanita Ini Menceritakan Saat Khawatir untuk Hidup Lagi

Bismillahirrahmanirrahim ...

Semoga Allah berbelas kasihan kepada semua orang yang membaca dan di luar sana.

Saya dipanggil untuk menceritakan kisah-kisah yang telah saya lalui. Masih baru, masih segar dalam ingatan. Efeknya akan terus membuat saya mengingat kembali kisah ini.

Allah Maha Besar, Maha Penyayang.

14 Februari 2017, tanggal suci hidupku. Allah memberi saya tes.

Bagi saya itu berat, tetapi Tuhan tahu yang terbaik. Pada tanggal itu, saya dirawat di rumah sakit karena radang usus buntu.

Apendiks saya pecah, dokter memerintahkan saya untuk berpuasa karena mereka ingin melakukan operasi malam itu. Rasa sakitnya hanyalah Tuhan yang tahu.



Aku masuk rumah ditemani kakak ipar dan ibu mertuaku yang setia menunggu dan tidak putus memberi semangat pada aku. Hanya Tuhan yang dapat membayar kembali layanan mereka.

Malam tiba, saya diarahkan untuk berganti pakaian dan langsung pergi ke dokter bedah. Sampai saat itu, saya takut dan takut.

Jantungku berdetak cepat memikirkan nasibku. Kesan saya mulai merefleksikan suami saya, orang tua saya dan kerabat lainnya.

Setelah dokter memberikan deskripsi tentang operasi, operasi dimulai. Dokter bekerja keras untuk meletakkan semua jenis jarum di tangan saya. Setelah dibius, saya tidak sadar.

Setelah operasi, saya masih tidak sadar, jantung saya berhenti berdetak selama sembilan menit. Tidak sekali tapi 3 kali! Allahurabbi.

Saya dirawat di Unit Perawatan Intensif selama 5 hari dengan semua jenis mesin untuk memperpanjang hidup saya dan membantu saya pada saat itu.

Hari ke 3 saya mulai menyadari, banyak yang datang mengunjungi saya tetapi saya tidak dapat mengingatnya, mungkin karena saya setengah sadar.

Keesokan harinya, kemudian saya sepenuhnya sadar dan mampu mengingat. Melihat wajah suamiku, ibuku, ibu serta ayah mertua dan adikku, semangat aku mulai kuat untuk sembuh.

Semakin hari, kondisi aku semakin baik dan aku dipindahkan ke bangsal biasa ditemani suamiku yang sanggup meninggalkan segala kesibukan assigment dan presentation hanya karena aku.

Kesabaran dan kesetiaan menemani saya dan memenuhi kebutuhan saya pada waktu itu sampai saya diizinkan pulang ketika saya benar-benar sembuh.

Sungguh, Tuhan mengasihi saya karena memberi saya seorang suami untuk saya dan masih diberi kesempatan untuk menikmati hidup dan kesehatan.

Terima kasih Tuhan, terima kasih untuk cintaku.

Juga, terima kasih kepada mereka yang selalu mendukung saya dan bantu saya ketika saya sakit.

Mati hidup kembali. Itu adalah kata yang sering saya ungkapkan ketika saya melihat bekas luka operasi.

Sesungguhnya, Allah Maha Kuasa, oleh Kedatangan-Nya Aku dibangkitkan lagi. Semoga kesempatan ini saya dapat meningkatkan amal saya untuk suplai akhir.